Jajanan, bagi sebagian anak sekolah ibarat sebuah
hiburan disela-sela istirahat atau menunggu jemputan datang. Memang anak
sekolah merupakan ladang yang empuk bagi pedagang jajanan untuk memasarkan dagangannya.
Bagi pedagang yang jujur dan sadar akan kesehatan mungkin tidak mengapa. Tetapi
temuan BPOM yang banyak dirilis di media TV ataupun media cetak, sungguh
mencengangkan. Banyak jajanan pasar yang terindikasi dicampur dengan zat yang
berbahaya demi mengeruk keuntungan yang berlebih tanpa memperhitungkan dampak
bagi kesehatan anak.
Berdasarkan
data dari pemantauan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ada beberapa
jajanan anak sekolah yang kerap ditambahi dengan zat-zat berbahaya atau dalam
pengolahannya tidak memperhatikan aspek kebersihan.
"Zat
kimia yang sering kita sampling adalah boraks (pengawet non makanan dan
pestisida), formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) dan pewarna non
makanan. Kalau boraks paling banyak pada jajanan bakso, formalin pada mi dan
pewarna pada kerupuk, gulali atau cendol. Sekarang juga mulai banyak pada
pangan segar seperti manisan atau asinan buah," ujar Drs Halim Nababan,
MM, Direktur Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM, dalam acara Media
Gathering di Kantor BPOM, Jakarta, Selasa (20/11/2012).
Menurut Halim, penambahan zat berbahaya pada jajanan anak biasanya dilakukan pedagang untuk menarik si anak melalui warna atau bentuk yang lucu. Selain itu juga agar jajan dagangannya dapat bertahan lama. Sayangnya, zat tambahan itu justru dapat berbahaya bagi tubuh, terlebih anak-anak.
Berdasarkan pantauan BPOM, jajan sekolah tidak sehat paling banyak dijual oleh pedagang keliling yang berjualan di luar area atau pagar sekolah. Sedangkan di kantin, BPOM berupaya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk dapat memberikan pengarahan pada penjaga atau pemilik kantin.
"Yang perlu diwaspadai juga kalau pedagang pakai es balok. Es balok itu kan untuk mendinginkan ikan bukan untuk pangan," lanjut Halim.
Karena orang tua tidak bisa mengawasi anaknya selama 24 jam penuh, orang tua harus mengajarkan kepada anak-anaknya agar lebih selektif dalam memilih jajanan.
Sebaiknya
selalu bekali putra putri Anda dengan makanan sehat saat berangkat ke sekolah
agar tidak teracuni oleh zat-zat berbahaya dari jajanan tak sehat yang ada di
sekolah. Orang tua juga perlu waspada dengan jajanan yang paling rentan dengan
zat pencemar berbahaya.
Berikut hal-hal yang perlu orangtua tanamkan pada anak agar lebih cermat dalam memilih jajanan sehat di sekolah menurut BPOM, antara lain:
Berikut hal-hal yang perlu orangtua tanamkan pada anak agar lebih cermat dalam memilih jajanan sehat di sekolah menurut BPOM, antara lain:
Pilih jajanan dengan kondisi yang baik
Sebelum
membeli makanan, pastikan kondisinya masih segar dan tidak basi. Penjual
jajanan kadang tetap menjual makanan sisa jualan hari sebelumnya tanpa
memperhatikan kondisi makanan tersebut. Hindari membeli makanan yang telah
berlendir, berubah warna atau berubah bau.
Hindari membeli jajanan dengan
warna ngejreng
Beberapa
pedagang menambahkan zat pewarna rhodamin agar makanan lebih menarik perhatian
anak-anak. Padahal rhodamin merupakan zat pewarna yang biasanya digunakan untuk
pewarna tekstil atau percetakan, yang berbahaya jika digunakan untuk makanan.
"Kalau
warna makanan cocok dengan warna pakaian Anda, itu pasti pakai pewarna non
pangan. Kalau dia alami pakai kunyit, warnanya tidak sama dengan baju,"
jelas Halim.
Hindari jajan makanan yang
mengandung bahan berbahaya
Beberapa
pedagang nakal kadang menambahkan formalin pada proses pembuatan mie basah
dengan tujuan agar mie lebih tahan lama hingga 7 hari. Selain itu, imbau anak
Anda untuk menghindari jajanan seperti bakso, cilok, cimol dan cireng karena
beberapa penjualnya kadang menambahkan boraks agar teksturnya lebih kenyal.
Belilah makanan yang dijajakan
dalam keadaaan tertutup
Para
penjual gorengan yang menjajakan dagangannya di pinggir jalan dalam keadaan
terbuka akan membuat makanan tercemar mikroba dan kuman patogen dari debu-debu
jalanan. Belilah makanan yang dijajakan dalam kemasan yang lebih tertutup untuk
menghindari paparan debu, kuman dan lalat.
Makanan yang sehat adalah nutrisi yang
sehat untuk perkembangan otak, sehingga biasakan memberi makanan anak-anak kita
dengan nutrisi yang sehat agar anak kita menjadi generasi yang unggul.
Artikel diambil dari http://www.detik.com