Setiap orang tua pasti pernah mendapati anaknya
pemalu, susah untuk membangkitkan rasa percaya dirinya. Dan setiap orang tua
pasti mengharapkan anaknya sukses dalam menghadapi hidup. Tapi tanpa disadari
kadang orang tua sendiri yang membuat anaknya pemalu karena mungkin salah dalam
mengajarkan pendidikan karakter yang bisa menjadikan anak menjadi seorang yang
percaya diri. Orang-orang sering berasumsi bahwa
seiring berkembangnya usia sang buah hati, mereka dapat mengatasi rasa malunya.
Namun, hasil riset Vanderbilt University yang dipublikasikan pada jurnal Social
Cognitive and Affective Neuroscience, Februari 2012 menunjukan bahwa hal
tersebut tidaklah benar.
Rasa
malu adalah cara seseorang dalam mengungkapkan rasa tidak familiarnya dengan
lingkungan yang baru. Jika rasa malu merupakan sifat yang dibawa dari
kepribadian seseorang, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak
menjadi pribadi yang kurang aktif dan tak mau terlibat dalam aktivitas di
sekitarnya.
Di
sinilah orangtua harus berperan menghilangkan sifat pemalu dari anak dengan
sehingga si kecil bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan lebih
percaya diri. Berikut ini beberapa cara yang bisa dilakukan seperti dipaparkan
circleofmoms:
Jangan Memberi 'Label' pada Anak
"Jika Anda selalu mengatakan pada orang
lain kalau anak Anda orang yang pemalu, makan si kecil akan merasa dan
memercayai bahwa dirinya memanglah sosok yang pemalu," jelas Alison S.
Renowned, dokter anak dan ahli parenting. Dalam mengungkapkan perilaku sang
anak, buatlah kata-kata yang lebih netral dan tidak menghakimi atau menilainya.
Memberi Dukungan pada Anak
Buah hati Anda mengetahui bahwa ia adalah anak
yang pemalu. Daripada menutupi hal tersebut, lebih baik dorong dia untuk
menjadi anak yang lebih percaya diri. Jangan ikut menganggap sifat pemalunya
itu tidak normal, sehingga anak tak terlalu mengkhawatirkannya.
Kenalkan pada Hal yang Belum Pernah
Anak Lakukan
Melindungi buah hati Anda dari pengalaman yang
belum pernah ia lakukan bukanlah solusi yang dianjurkan. Namun hal ini juga
tidak berarti Anda langsung memaksanya untuk melakukan hal-hal yang ia takutkan
karena bisa menyebabkan trauma atau kecemasan.
Saat mengajaknya mencoba sesuatu yang baru,
temani anak. Misalnya saat ia memasuki kelas yang baru sekolah saat tahun
ajaran baru, atau menemaninya pada pesta ulang tahun temannya. Keberadaan Anda
bersamanya, dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kegiatan
tersebut. Selain itu, coba juga ajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang
dapat membantunya menghilangkan sifat pemalunya tersebut. Misalnya les menari,
olahraga, dan lain-lain yang memungkinkan anak tampil di depan umum melalui
kemampuannya.
Bantu Anak Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Bantu Anak Menumbuhkan Kepercayaan Diri
Bagi beberapa orangtua yang ditakutkan
sebenarnya bukan sifat pemalu yang dimiliki anak, melainkan takut jika sang
buah hati tidak dapat memutuskan kemauannya sendiri dan hanya mengikuti
teman-temannya.
Sharon Silver, Parenting Coach dan Kontributor
RoundUp mengatakan dalam bukunya 'The Key to Building Your Child's Self
Esteem', buatlah kondisi yang dapat membangun kepercayaan diri anak dengan
memberikannya tugas yang dapat ia lakukan dengan baik. Misalnya menyuruhnya
untuk memilih dan memesan makanan yang ia sukai di restoran favoritnya. Hal ini
membuatnya lebih percaya diri dan lebih mandiri.
Ajari Buah Hati Keterampilan Dasar dalam Bersosialisasi
Anak yang pemalu akan sulit bersosialisasi
dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu mulailah dengan mengajarnya hal-hal
dasar seperti memandang lawan bicara dan berbicara dengan suara yang lebih
lantang. Jika ia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu, ia akan
melakukannya juga saat bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Begitu anak
sudah mulai beranjak dewasa, ajak ia untuk mengikuti kegiatan yang dapat
menumbuhkan kemampuannya bersosialisasi seperti mengikuti kelas teater, drama
ataupun klub yang dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Rasa malu mungkin bersifat biologis, namun
tidak berarti hal tersebut harus memengaruhi tumbuh kembang anak. Dengan
pengertian dan dukungan dari orangtua, anak akan belajar secara perlahan-lahan
untuk mengatasi rasa malunya
Sumber: http://www.detik.com